DISUSUN
OLEH:
NAMA :
RATIH NURFITRI
PRODI : SASTRA
CHINA
UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA
A. PENGERTIAN
YUAN XIAO JIE (CAP GO MEH)
Yuan Xiao Jie atau yang dikenal sebagai Cap Go Meh di
Indonesia, merupakan salah satu perayaan hari raya masyarakat
Tionghoa. Cap Go Meh dirayakan pada malam ke 15 bulan pertama Tahun Baru Imlek.
Kata Cap Go Meh berasal dari Dialek, yaitu kata Cap Go
yang artinya 15 dan Meh yang berarti Malam. Sedangkan Kata Yuan Xiao Jie
berasal dari kata Yuan Yue (元月) berarti Bulan
Pertama, dan Xiao (宵) yang berarti Malam.
Yuan
Xiao Jie merupakan penanda akhir dari Perayaan Tahun Baru. Dalam penerjemahan
lain, Yuan berarti pertama, dan Xiao berarti malam. Sehingga, pada tanggal 15
inilah, merupakan malam pertama bulan purnama terlihat di Tahun Baru Imlek.
Perayaan Yuan Xiao Jie
merupakan malam berkumpulnya para sanak
saudara. Pada malam ini, orang-orang bergembira. Lampion dengan berjenin-jenis
warna dan beraneka ragam bentuk, dipasang di depan rumah maupun di jalanan.
Orang-orang kaya berlomba
memasang lampion yang bagus dalam berbagai corak. Sehingga, Yuan Xiao Jie atau
Cap Go Meh ini juga sering disebut sebagai malam Festival Lampion.
Yuan Xiao Jie sudah
dirayakan di Tiongkok sejak 2000 tahun yang lalu. Di dalam kalangan masyarakat,
ada beberapa versi tentang asual usul dilakukannya perayaan Cap Go Meh.
B. LEGENDA
PERAYAAN YUAN XIAO JIE (CAP GO MEH)
Setiap perayaan hari besar di Tiongkok, selalu ada
legenda atau asal mula diadakannya acara tersebut. Yua Xiao Jie, yang juga
merupakan perayaan hari besar Tiongkok, juga memiliki legenda asal mula mengapa
acra ini diadakan. Terdapat beberapa versi legenda asal mula diadakannya Yuan
Xiao Jie.
Pada pembahasan
berikut, merupakan beberapa versi beredar di masyakat, mengenai asal-usul
dilaksanakannya Yuan Xio Jie.
Pasa Era China Kuno, diceritakan ada seorang Dewa yang
disebut Dewa Taiyi. Mereka mempercayai bahwa Dewa Taiyi menguasai kehidupan
manusia. Dia memiliki 16 pasukan naga dibawah kekuasaannya. Dewa Taiyi dapat
mendatangkan kekeringan, badai, kelaparan atau penyakit bagi manusia.
Maka pada pemerintahan Kaisar Qin Shi Huang, Sang Kaisar memerintahkan untuk mengadakan perayaan
(Yuan Xiao Jie) untuk diadakan setiap tahunnya.
Perayaan ini diadakan, dengan harapan agar Dewa Taiyi
memberikan cuaca dan kesehatan yang baik bagi rakyatnya. Selanjutnya, pada masa
Dinasty Han, Kaisar Wudi dari Dinaty Han juga membrikan perhatian bagi perayaan
ini. Akhirnya pada masa Disnasty Han (104 tahun sebelum Masehi) acara ini
dijadikan perayaan penting di China.
Pada versi ini, banyak yang mempercayai bahwa Yuan
Xiao Jie merupakan salah satu perayaan Taoisme. Tian-Guan yang dianggap sebagai
Tuhan dari ajaran Taoisme, yang
mengarkan tentang berbuat baik dalam kehidupan, lahir pada tanggal 15 bulan
pertama Tahun Baru Imlek. Tian-Guan merupakan sosok yang sangat terkenal.
Oleh para pengikutnya, pada hari kelahiran Tuhan
mereka tersebut, dibuat perayaan agar mereka mendapatkan nasib yang baik.
Agama Budha masuk ke China pada masa kekaisaran Mingdi
pada masa Dinasty Han. Pada suatu hari, Kaisar bermimpi tentang manusia emas di istananya. Ketika Kaisar ingin bertanya kepada lelaki
itu, lelaki itu terbang dan menghilang di utara. Pada hari berikutnya, Kaisar
Mingdi mengirim seorang sarjana untuk mencari Kitab Suci ke India.
Akhirnya sarjana tersebut kembali dengan membawa Kitab
Suci. Setelah itu, Kaisar memerintahkan untuk dibangun sebuah kuil untuk
menempatkan patung Budha, dan sebuah gudang untuk menempatkan Kitab Suci.
Para pengikut Budha mempercayai bahwa kekuatan Budha
mampu menghalau kejahatan. Karena itulah, kaisar Mingdi mengadakan perayaan
festival lampion, guna untuk menghormati Budha.
C. YUAN
XIAO JIE DI TIONGKOK
Perayaan Yuan Xiao Jie di Tiongkok dirayakan
oleh kalangan tua dan muda dari semua lapisan masyarakat. Bahkan pada jaman
China Kuno, para Kaisar pun turut serta dalam acara ini. Pada malam hari, orang-orang pergi keluar
rumah untuk menikmati pemandangan lampion dari berbagai macam bentuk dan warna
yang terpasang di jalanan dan di muka-muka rumah.
Pada perayaan Yuan Xiao Jie, tidak
ada peraayaan yang khusus perayaan ini dirayakan dengan berkumpulnya seluruh
anggota keluarga. Mereka juga membuat Tang Yuan, yaitu sejenis makanan dari
tepung ketan yang dibentuk menjadi bulat dan diberikan warna serta diberikan
kuah dari gula. Makanan terbuat dari tepung ketan melambangkan ini keluarga
yang lengket seperti tepung ketan, dan makanan ini berbentuk bulat yang
melambangkan kerekatan kekerabatan serta mempererat hubungan kekeluargaan. Dan
kuah yang terbuat dari gula melambangkan keharmonisan dalam keluarga. Beberapa
keluarga mengatur meja sembahyang di
halaman depan rumahnya, yang kemudian melakukan sembahyang kepada Langit, Bumi,
dan Manusia. Ajaran ini diajarkan oleh Tao-Guan, yang dikenal sebagai Teori 3
Yuan (Langit, Bumi, dan Manusia)
Permainan memecahkan teka-teki lentera juga ada di
festival lampion. teka-teki lentera adalah permainan yang aneh dari karakter
Cina. jawaban dari teka-teki tersembunyi di balik sebuah puisi yang indah atau
pepatah umum yang tertulis pada kertas yang ditempel pada lentera festival, dan
para pengunjung lentera harus mencoba untuk memecahkannya. itu mirip dengan
"teka-teki silang". Permainan ini mulai ada sejak jaman Dinasty Song.
D. PERAYAAN
YUAN XIAO JIE DI INDONESIA
Di Indonesia, perayaan Cap Go Meh tidak sama seperti halnya seperti di
Tiongkok. Tidak banyak lampion yang terpasang di muka rumah ataupun di jalanan.
Orang-orang merayakan perayaan Cap Go Meh di Indonesia dengan pengarakan
terhadap Joli Toapekong ( secara harafiah yaitu eyang buyut yang merupakan dewa
yang sudah tua) dari Kuil. Padahal, Joli Toapekong sendiri tidak dikenal di
Tiongkok.
Di Indonesia, perayaan Cap Go Meh dimeriahkan dengan diadakannya pawai Cap
Go Meh, yang dilakukan dengan diiringi music tanjidor, tarian naga (tarian
liong), dan tarian barongsai. Di depan tarian barongsai, terdapat seorang
penari lainnya yang menggunakan topeng sambil membawa kipas, dan sesekali
beratraksi.
Di Semarang, memakan lontong Cap Go Meh yang terdiri dari lontong,
sambal goring, sate abing, opor ayam, dan onde-onde, menjadi salah satu adat
istiadat yang dijalani untuk merayakan Cap Go Meh. Namun di Semarang, memiliki
satu kesamaan dari perayaan tradisi Cap Go Meh yang dilakukan di Tiongkok.
Yaitu memakan Tang Yuan, sejenis makanan dari tepung ketan yang dibentuk
menjadi bulat dan diberikan warna serta diberikan kuah dari gula.
Di
Indonesia, sejumlah orang mengenakan
pakaian layak halnya seperti pesta Halloween. Dan ada yang berpendapat, apabila
orang sudah melakukan hal seperti itu, maka ia harus melakukannya sampai 7 kali
di perayaan Cap Go Meh.
E. DAFTAR
PUSTAKA
- Selajang
Pandang, Nio Joe Lan. Jakarta, Penerbit Kong Po, 1958
- PPS
Cap Go Meh (Yuan Xiao Jie) Lantern Festival, Oei Hui Kiat. Singapore, 2012
- Talk
About China in English – Culture, Wang Dejun. Shanghai Popular Science Publishing House, 2008
- Common
Knowledge About Culture Chinese, Beijing Chinese Language College (BCLC), NJNU
(Nanjing Normal University) dan Anhui Normal University. China, 1991
- Chinese
Festivals: (Chinese Culture Book), Qi Xing. Foreign Languages Press, 2008